Kau
ingat lagu ini
Lucky I’m in love with my best friend
Lucky …
Pagi
itu subuh baru berlalu, dari teras kamarku di Asrama, kunyanyikan untukmu
mataku sambil mengikuti pohon-pohon yang menari di kebun Pak De. Angin begitu
lembut menyentuh lirik lagu yang keluar dari suaraku, terdengar menjadi sangat
indah. Hari itu hari ulang tahunmu. Entah sejak kapan aku lebih perhatian,
semuanya terlalui hingga ada pengharapan.
Harapanku
kelak kita bersama, seperti yang kau bilang,kita hidup di kota favoritmu, kita
menikmati jalan malam, sambil mengamati, mengomentari desain rumah yang menjadi
kegemaranmu dan akupun menyenanginya.
Ketika
pagi mulai terang, aku ingin mengajakmu mnghirup udara kuat-kuat dan menikmati
hembusan nafas mengalir dari tubuh, agar
pelan-pelan kau melupakan kedinginan dan bersinmu yang sering kau keluhkan
padaku. Setelah itu aku akan menyanyi untukmu , bukankah kau bilang suaraku
cukup bagus? Hingga kau minta tambahan
satu lagu lagi.
Kini
kau usai dimataku, kau yang menginginkan gadis itu untuk dipinang. Aku terluka, sakit sekali, tapi aku pahami
dirimu. Aku sendiri yang bilang, ada yang lebih berhak atas kita dan Dia yang
paling tau kebaikan untukku dan untukmu. Rabb tak ingin aku menemanimu menempuh
jalan sampai keakhirat-Nya nanti, aku sadari itu. Sayangnya kecewa tetap saja
merajamku, bagaimana bisa kau pergi
tanpa sepatah kata untukku. Tidak bolehkah aku tahu kabar bahagiamu? Kau begitu
kejam!